Kamis, 13 Oktober 2011

Trump Chess -draft-




Seorang pemuda keluar dari lantai dansa malam kelulusan. Ia muak oleh teman-temannya yang menari sambil dikelilingi oleh gairah hidup yang menggelora, sementara dirinya dibalut oleh amarah yang mencekam akibat kekalahan. Dirinya menyisir seantero ruangan untuk menemukan pintu keluar. Ia menggenggam daun pintu itu begitu ia sudah melihatnya.  Lalu pintu keluar pesta dansa  ditutupnya dengan begitu kasar. Ia berjalan diatas aspal yang terbasuh rintik hujan. Lampu jalanan menerawang dirinya. Kepalanya menunduk dan memandang kosong pada sepatu usangnya. Tanpa sengaja ia pun masuk ke pekarangan terlarang yang tak ia ketahui. Pemuda itu terus berjalan menyusuri pekarangan yang ditanami pepohonan lebat. Lalu sang pemuda melihat sekelebat bayangan di pelupuk matanya. Ia menoleh dan memandang kepada dua kelompok ksatria dunia malam yang bertarung liar dibawah naungan cahaya bulan. Mata mereka berkilat-kilat. Rambut mereka terlihat keperakan. Sederetan gigi menyeringai buas. Takut akan apa yang ia lihat, pemuda itupun kabur dari panggung pertempuran tersebut. Namun dilihatlah seorang gadis mungil berambut pirang platina yang terlihat tersesat dan mencari bala bantuan. Tanpa pikir panjang, sang pemuda membantu gadis itu dan mengeluarkannya dari arena tarung. Dengan berbagai pertanyaan berkecamuk dipikirannya. Tak sadarlah ia sudah menjadi buronan para penguasa malam abadi. Dalam pelariannya, segenggam keinginan liar merasuki benaknya. Dan yakinlah ia, bahwa hari esok akan menjadi jauh lebih berbeda daripada sebelumnya.

Sementara itu, sepasang mata berwarna biru besi tengah tertawa-tawa mendengar kejadian tersebut [ ].