Awan kelabu. Langit biru pucat.
Kelabu itu menyebar tak bergerak, Seolah diam padahal berjalan.
Langit mendung. Hujan deras tadi malam,
Sisa nyanyian hujan masih terasa. Dongeng Langit dan Bumi masih berlanjut.
Nafas angin. Gemuruh manusia. Aroma bumi menguar. Ciptakan sensasi ketenangan sarat emosi.
.
.
.
Well, Singkat kata, inilah pagi, usai hujan, pukul enam fajar.
-catatan pada saat berangkat ke sekolah naik ojek langganan
Rabu, 03 April 2013
Hujan #1
Asap putih tipis keluar dari makanan itu. Kuhirup aroma bakwan ini. Rempah-rempah yang menyatu dengan sayuran, kepulan asap kecil yang mengeluarkan bau menggugah, semuanya terasa menggiurkan di lidah. Dan yang membuatnya lebih nikmat adalah, aku memakannya pada saat hujan.
-catatan pada saat menyaksikan hujan di teras rumah sambil makan bakwan hangat
Tidak peduli dengan perkataan orang lain, bagiku, hujan adalah berkah. Aku kurang suka jika ada orang yang beranggapan bahwa hujan menyebabkan banjir, hujan menyebabkan sakit, dll. Itu pemikiran yang konyol, sungguh. Tidakkah manusia itu sadar bahwa manusialah yang mendatangkan bencana tersebut? Dengan ulahnya yang mengotori bumi tempat kita hidup juga mati? Hujan sama sekali tidak berdosa atas hal ini. Hujan itu polos, indah, murni tak berdosa. Ia hanya turun sebagai salah satu tanda kekuasaan-Nya. Sebagai pertanda bahwa langit sedang menangis. Dan sebagai penghubung antara langit dan bumi yang tak pernah bersatu.
-catatan pada saat menyaksikan hujan di teras rumah sambil makan bakwan hangat
Dongeng Langit dan Bumi
Langit berderai air mata
Warnanya kelabu namun tak gelap
Semilir angin mengiring
Sejuk memanggil
Ketenangan membatin
Suara air mata langit menyentuh bumi
Hujan sebagai perantara
Antar dua hal berlawanan
Langit dan Bumi
Tak pernah menyentuh hanya saling menatap
Ketika hujan reda
Rerintikan air bersuara
Sebagai pendahuluan atas siklus yang berulang
Aku menutup mataku
Merasakan setiap gerakan alam
Langit tlah berhenti menangis
Bumi kembali menatap
Langit berbalik membalas
Dan segalanya akan terus berulang seperti itu
Hingga Hari Akhir tiba di penghujung waktu
17. 02. 2013
-catatan di teras rumah pada saat hujan lebat
Warnanya kelabu namun tak gelap
Semilir angin mengiring
Sejuk memanggil
Ketenangan membatin
Suara air mata langit menyentuh bumi
Hujan sebagai perantara
Antar dua hal berlawanan
Langit dan Bumi
Tak pernah menyentuh hanya saling menatap
Ketika hujan reda
Rerintikan air bersuara
Sebagai pendahuluan atas siklus yang berulang
Aku menutup mataku
Merasakan setiap gerakan alam
Langit tlah berhenti menangis
Bumi kembali menatap
Langit berbalik membalas
Dan segalanya akan terus berulang seperti itu
Hingga Hari Akhir tiba di penghujung waktu
17. 02. 2013
-catatan di teras rumah pada saat hujan lebat
You, The One And Only
Wahai engkau, yang berbagi benang merah yang sama denganku
Tolong biarkanku tetap sendiri
Biarkan aku menikmati indahnya berandai-andai akan sosokmu
Memikirkan apa kekurangan serta kekosongan yang bisa kututupi serta kupenuhi
Mencecap setiap detik keheningan yang tercipta atas pilihan ku tuk tetap sendiri
Hingga tiba saatnya kumerasai arti sosokmu kala kita bertemu esok nanti
-catatan di dalam kamar pada saat sisi melankolis mendadak keluar
Tolong biarkanku tetap sendiri
Biarkan aku menikmati indahnya berandai-andai akan sosokmu
Memikirkan apa kekurangan serta kekosongan yang bisa kututupi serta kupenuhi
Mencecap setiap detik keheningan yang tercipta atas pilihan ku tuk tetap sendiri
Hingga tiba saatnya kumerasai arti sosokmu kala kita bertemu esok nanti
-catatan di dalam kamar pada saat sisi melankolis mendadak keluar
Melonpan :D
Tahukah kalian apa ini? Well, kalau ditinjau dari judulnya sih, kalian bisa menebak kalau ini adalah Melonpan, atau terjemahannya, Melon Bun/ Melon Bread/ Roti Melon.
Rasanya? Manis. Ada taburan gula di atas rotinya. Awalnya, aku kira bakal ada rasa melonnya gitu, abisnya kan namanya Melon Bread. Nah, yang membuatku bertanya, kenapa dinamain "Melon Bread"? Orang udah jelas-jelas rasanya ngga seperti melon. Bentuknya juga ngga kayak melon. Tapi sejarah penamaan Melonpan itu memang bukan urusanku sih. Jadi yasudahlah~
Melonpan (メロンパン, meronpan) adalah roti khas jepang. Aku sering ngeliat ini di anime-anime, makanya jadi tertarik untuk nyoba. Anime yang paling ngebuat aku tergiur banget untuk mencoba roti ini adalah Shakugan no Shana, dimana tokoh utamanya, Shana, sangat tergila-gila dengan roti ini. Aku kira, A-KU KI-RA, Melon Bread itu ngga ada di Indonesia! Tapi ternyata ada! Dan aku baru nemuin roti itu dua tahun kemudian secara tidak sengaja di mall ibukota. Kebayang ngga sih? Ketika kalian menginginkan sesuatu, keiinginan kalian bisa terwujud? Walau terwujudnya memang beberapa tahun kemudian, tapi kan tetep aja terwujud. Disaat itu aku mikir, semua keinginan kita akan terwujud jika kita mau berusaha. Hanya saja, karena di dunia ini tidak ada yang serba instan, kita harus sabar menunggu. Dan Tuhan akan memberikan apa yang kita inginkan pada saat yang tepat, serta waktu juga tempat yang tak terduga....
Okay, that's the end of the post, so, see you again ; D
Langganan:
Komentar (Atom)