Ini peringatan, wahai
yang mau membaca. Kisah ini merupakan kisah nyata yang aneh dari seorang anak
aneh. Tidak usah dibaca jika kalian menjunjung tinggi logika dan kewarasan.
-;-;-;-;-;-;-;-
Dua hewan ini baru bisa disebut hewan jika kata
pertamanya diulang.
Kupu-kupu dan cumi-cumi.
Oke, sebenarnya masih ada hewan lain yang menggunakan
kata ulang murni juga. Kura-kura dan berang-berang, misalnya. Tapi ada yang
mengganjal. Hati saya tertambat dengan kupu-kupu dan cumi-cumi. Entah karena
alasan apa.
Kenapa? Kenapa tak ada manusia yang bertanya-tanya
perihal pengulangan ini? mengapa kita tidak bisa memanggil kupu-kupu dengan hanya
kata pertamanya saja tanpa membuat orang lain bingung? Mengapa nama hewan ini
harus diulang? Tidak adakah salah seorang dari kalian yang penasaran?
Dalam bahasa Inggris, kupu-kupu disebut Butterfly, sedangkan cumi-cumi disebut Squid. Lihat, tak ada pengulangan dengan
bahasa itu. Saya rasa, hanya bahasa Indonesia saja yang menggunakan pengulangan
murni.
Pikiran saya tidaklah memasukkan pertanyaan ini ke
ruang dalam otak agar dikaji. Itu urusan orang yang mau tahu, walau saya
meragukan ada jawaban konkret atas pertanyaan tersebut. Tidak perlulah hal itu
dibahas lebih lanjut. Saya mau curhat di sini, bukan mau berdiskusi.
Kata kuncinya adalah pangeran cumi-cumi dan putri
kupu-kupu.
Saya tidak tahu siapa itu pangeran cumi-cumi.
Tiba-tiba saja kalimat itu hinggap di kepala saya. Entah apa maunya. Yang
jelas, sepanjang saya hidup, saya selalu memikirkan hal tersebut. Tidak
penting? Yah, memang iya. Habis dari dulu saya memang suka memikirkan hal remeh
yang tidak penting bagi khalayak umum.