Jumat, 01 November 2013

Venetican Scenery #2

Okay, so... this is another doodling from me.

I made it when I was visiting one of 'Sanggar Seni' in East Jakarta. The place have lots of children in there. The oldest oneis 14 (now is probably 15 or such). And I created this with a pen which I borrowed from the 14 year old girl

Media : pen on paper
Year   : 2013



Minggu, 04 Agustus 2013

Antara Imajinasi dan Intuisi

Ini peringatan, wahai yang mau membaca. Kisah ini merupakan kisah nyata yang aneh dari seorang anak aneh. Tidak usah dibaca jika kalian menjunjung tinggi logika dan kewarasan.


-;-;-;-;-;-;-;-


Dua hewan ini baru bisa disebut hewan jika kata pertamanya diulang.

Kupu-kupu dan cumi-cumi.

Oke, sebenarnya masih ada hewan lain yang menggunakan kata ulang murni juga. Kura-kura dan berang-berang, misalnya. Tapi ada yang mengganjal. Hati saya tertambat dengan kupu-kupu dan cumi-cumi. Entah karena alasan apa.

Kenapa? Kenapa tak ada manusia yang bertanya-tanya perihal pengulangan ini? mengapa kita tidak bisa memanggil kupu-kupu dengan hanya kata pertamanya saja tanpa membuat orang lain bingung? Mengapa nama hewan ini harus diulang? Tidak adakah salah seorang dari kalian yang penasaran?

Dalam bahasa Inggris, kupu-kupu disebut Butterfly, sedangkan cumi-cumi disebut Squid. Lihat, tak ada pengulangan dengan bahasa itu. Saya rasa, hanya bahasa Indonesia saja yang menggunakan pengulangan murni.

Pikiran saya tidaklah memasukkan pertanyaan ini ke ruang dalam otak agar dikaji. Itu urusan orang yang mau tahu, walau saya meragukan ada jawaban konkret atas pertanyaan tersebut. Tidak perlulah hal itu dibahas lebih lanjut. Saya mau curhat di sini, bukan mau berdiskusi.

Kata kuncinya adalah pangeran cumi-cumi dan putri kupu-kupu.

Saya tidak tahu siapa itu pangeran cumi-cumi. Tiba-tiba saja kalimat itu hinggap di kepala saya. Entah apa maunya. Yang jelas, sepanjang saya hidup, saya selalu memikirkan hal tersebut. Tidak penting? Yah, memang iya. Habis dari dulu saya memang suka memikirkan hal remeh yang tidak penting bagi khalayak umum.

Rabu, 17 Juli 2013

Tones [5]

5
 Kim Tae Yoon


Sore. Suatu waktu yang cukup menyenangkan bagiku. Uh, setidaknya, untuk hari ini. Latihanku sudah selesai dan para member yang lain sedang menutup latihan mereka dengan minum, mengobrol maupun merencanakan kegiatan setelah ini. Setelah pulang, aku ingin berendam dengan air hangat yang diberi taburan bunga serta sebuah aroma terapi diletakkan di sisi bathtubku. Kurasa dengan cara itu aku lebih bisa relax dan… menikmati hidup. Ohh, surga, surga. Membayangkannya membuatku ingin cepat pulang dan lang—
Ya, Pendek.”
Ah, tanpa mendongkak pun aku sudah tahu siapa yang memanggil. Sang Lucifer penghancur imajinasi siang bolongku.
“Ada apa, Ahjussi?”
Ia mengerinyit. Lalu melemparkan tatapan menyebalkannya padaku.
“Ada yang perlu kubicarakan.”
“Oke, bicara saja.”
Ia menggeleng. Rambut pirang arangnya terkibas. “Tidak di sini.”
Gantian aku yang mengerinyit. “Sepenting itu kah?”
Ia mengangguk. “Ayo.” Ia melangkahkan kakinya untuk keluar tempat latihan dance. Sementara itu, aku tetap diam di tempat. Menyadari aku tak mengikutinya, ia berbalik.
“Apa yang kau lakukan di situ?”
Aku mengangkat bahuku. “Ahjussi, aku belum mengatakan ‘iya’.”
Ia mendengus sambil memutar bola matanya, jelas sekali merasa gerah atas sikapku. Tapi, aku kan tidak mau disuruh-suruh dan langsung menurut begitu saja kepadanya. Kedudukan kita setara. Kita sama-sama leader dari boyband dan girlband terkenal di Asia. Walau aku tahu, usianya lebih tua dibandingkan aku.
“Pendek, ini masalah serius. Tolong hentikan sikapmu itu dan ikutlah denganku.”
Ia serius. Lee Teuk serius. Tapi apa yang membuatnya begitu serius? Memang masalah ini menyangkut hal apa?

Beauty and the Geek Australia Extreme Makeover

Hoi,
lama ngga nge-post nih...
Kali ini saya mau cerita tentang acara TV favorit saya baru-baru ini, yaitu...
BEAUTY AND THE GEEK AUSTRALIA!!!
Acaranya seru kok. Tapi pendapat orang emang beda-beda. Saya berpendapat seru belom tentu yang lain juga berpendapat demikian.

Nah, saya di sini mau cerita tentang makeover-nya!
Jadi, para 'Geeks' itu di makeover. Saya waktu itu nonton yang season 3, jadi belom tau makeover peserta lain di season sebelumnya. Tapi setelah saya search di Google, ternyata banyak juga para 'Geeks' yang mendapatkan an extreme makeover.

Ini adalah beberapa peserta yang saya lihat makeover-nya paling ekstrim. Sumpah, saya sampe ngga percaya itu mereka. Mereka kayak orang lain aja. Hasilnya keren banget-bangetan. Sebut saya lebay, terserah kalian. Tapi ini saya beneran kagum sama hasil kerja Henry Roth dalam nge-makeover para Geeks ini. Sori banyak cang-cong-cong. So, here it is,  foto before-after mereka!


This is Tim

before

after

What I can say after I saw After-Tim is only, "Nih orang aktor atau model? Sumpeh beda banget sama penampilan awalnya! Kayak bukan Tim aja!" And yeah, you must admit that After-Tim is look just like a gorgeous actor or a Male Model. His makeover was incredebly amazing, wasn't it?

Rabu, 03 April 2013

Morgen :D

Awan kelabu. Langit biru pucat.

Kelabu itu menyebar tak bergerak, Seolah diam padahal berjalan.

Langit mendung. Hujan deras tadi malam,

Sisa nyanyian hujan masih terasa. Dongeng Langit dan Bumi masih berlanjut.

Nafas angin. Gemuruh manusia. Aroma bumi menguar. Ciptakan sensasi ketenangan sarat emosi.
.
.
.
Well, Singkat kata, inilah pagi, usai hujan, pukul enam fajar.




-catatan pada saat berangkat ke sekolah naik ojek langganan

Hujan #1

Asap putih tipis keluar dari makanan itu. Kuhirup aroma bakwan ini. Rempah-rempah yang menyatu dengan sayuran, kepulan asap kecil yang mengeluarkan bau menggugah, semuanya terasa menggiurkan di lidah. Dan yang membuatnya lebih nikmat adalah, aku memakannya pada saat hujan.

Tidak peduli dengan perkataan orang lain, bagiku, hujan adalah berkah. Aku kurang suka jika ada orang yang beranggapan bahwa hujan menyebabkan banjir, hujan menyebabkan sakit, dll. Itu pemikiran yang konyol, sungguh. Tidakkah manusia itu sadar bahwa manusialah yang mendatangkan bencana tersebut? Dengan ulahnya yang mengotori bumi tempat kita hidup juga mati? Hujan sama sekali tidak berdosa atas hal ini. Hujan itu polos, indah, murni tak berdosa. Ia hanya turun sebagai salah satu tanda kekuasaan-Nya. Sebagai pertanda bahwa langit sedang menangis. Dan sebagai penghubung antara langit dan bumi yang tak pernah bersatu.



-catatan pada saat menyaksikan hujan di teras rumah sambil makan bakwan hangat

Dongeng Langit dan Bumi

Langit berderai air mata
Warnanya kelabu namun tak gelap
Semilir angin mengiring
Sejuk memanggil
Ketenangan membatin
Suara air mata langit menyentuh bumi
Hujan sebagai perantara
Antar dua hal berlawanan

Langit dan Bumi
Tak pernah menyentuh hanya saling menatap
Ketika hujan reda
Rerintikan air bersuara
Sebagai pendahuluan atas siklus yang berulang

Aku menutup mataku
Merasakan setiap gerakan alam
Langit tlah berhenti menangis
Bumi kembali menatap
Langit berbalik membalas
Dan segalanya akan terus berulang seperti itu
Hingga Hari Akhir tiba di penghujung waktu


17. 02. 2013
-catatan di teras rumah pada saat hujan lebat

You, The One And Only

Wahai engkau, yang berbagi benang merah yang sama denganku

Tolong biarkanku tetap sendiri

Biarkan aku menikmati indahnya berandai-andai akan sosokmu

Memikirkan apa kekurangan serta kekosongan yang bisa kututupi serta kupenuhi

Mencecap setiap detik keheningan yang tercipta atas pilihan ku tuk tetap sendiri

Hingga tiba saatnya kumerasai arti sosokmu kala kita bertemu esok nanti



















-catatan di dalam kamar pada saat sisi melankolis mendadak keluar

Melonpan :D

Tahukah kalian apa ini? Well, kalau ditinjau dari judulnya sih, kalian bisa menebak kalau ini adalah Melonpan, atau terjemahannya, Melon Bun/ Melon Bread/ Roti Melon.




Rasanya? Manis. Ada taburan gula di atas rotinya. Awalnya, aku kira bakal ada rasa melonnya gitu, abisnya kan namanya Melon Bread. Nah, yang membuatku bertanya, kenapa dinamain "Melon Bread"? Orang udah jelas-jelas rasanya ngga seperti melon. Bentuknya juga ngga kayak melon. Tapi sejarah penamaan Melonpan itu memang bukan urusanku sih. Jadi yasudahlah~

Melonpan (メロンパン, meronpan) adalah roti khas jepang. Aku sering ngeliat ini di anime-anime, makanya jadi tertarik untuk nyoba. Anime yang paling ngebuat aku tergiur banget untuk mencoba roti ini adalah Shakugan no Shana, dimana tokoh utamanya, Shana, sangat tergila-gila dengan roti ini. Aku kira, A-KU KI-RA, Melon Bread itu ngga ada di Indonesia! Tapi ternyata ada! Dan aku baru nemuin roti itu dua tahun kemudian secara tidak sengaja di mall ibukota. Kebayang ngga sih? Ketika kalian menginginkan sesuatu, keiinginan kalian bisa terwujud? Walau terwujudnya memang beberapa tahun kemudian, tapi kan tetep aja terwujud. Disaat itu aku mikir, semua keinginan kita akan terwujud jika kita mau berusaha. Hanya saja, karena di dunia ini tidak ada yang serba instan, kita harus sabar menunggu. Dan Tuhan akan memberikan apa yang kita inginkan pada saat yang tepat, serta waktu juga tempat yang tak terduga....

Okay, that's the end of the post, so, see you again ; D

Selasa, 19 Maret 2013

Lukisan Hujan

Di suatu ketika, gue teringat akan hujan. Ini sedang musimnya, batin gue. Dan akhirnya gue memutuskan untuk  melukis hujan. Tapi gue cuma mau ngelukis pada saat bener-bener hujan. Gue mau mendengar nyanyian hujan yang mengalun merdu. Juga dengan aroma bumi yang menyeruak ketika hujan usai. Semuanya itu nikmat banget buat gue, dan akhirnya, setelah dua kali proses pembuatan, lukisan hujan gue jadi.

Judul  : The Tears of Sky
Tahun : 2013
Media : Oil on Canvas



Yang dulu dan sekarang..

Waktu itu ngecek-ngecek buku gambar gue pas masih SMP. Saat gue ngeliat, gue merasakan suatu perasaan yang bener-bener memunculkan passion gue untuk menggambar. Jujur, passion gue pada saat gue ngegambar itu udah berkurang sekarang, entah karena alasan apa. Tapi ketika gue buka lagi buku-buku tulis yang kebanyakan isinya adalah gambar-gambar gue, gue merasakan passion besar untuk menggambar lagi. Mungkin ini yang dimaksud Daniel Ferryansyah, salah satu pelukis Indo favorit gue, dengan "Catatan kecilku menjadi bagian dari karyaku.". Kalimat ini emang ngena banget saat pertama kali gue baca di lukisannya dia. Bukan cuma kalimat itu, tapi masih banyak kalimat-kalimat darinya yang lain yang gue suka. 

Well, jadi setelah gue ngeliat gambar gue semasa SMP itu, gue jadi ngerasa pengen ngere-make gambar tersebut. Jadinya seperti ini.


Ini pas SMP





Ini pas SMA, alias 3 tahun kemudian






Minggu, 17 Maret 2013

Doodling :D

Kemaren, gue doodling gambar tentang Scenery gitu. Ceritanya ini pemandangan sudut kota Venesia di Itali, nih. Kalo lo ngeliat emang ngga mirip, Tapi ini hasil ngeliat sekilas lukisan kota Venesia yang dibumbui (kebanyakan bumbunya, malah) oleh imajinasi gue. Jadinya ya, begini....

Judul   : Venetican Scenery
Tahun : 2013
Media : Pen on Canvas




Sebenernya, ini adalah cover belakang dari kumpulan desain baju rancangan gue. Cover depannya sih, biasa aja. Cuma gue mau buat sesuatu yang waw untuk sampul belakangnya. Abis, kesannya sepi sih....

Jumat, 15 Maret 2013

Under a Thousand Stars, We Met...

Lukisan ini, basic-nya, dibuat tahun 2012. Abis itu dilanjutkan dengan pembuatan dua orang dan bintang-bintang pada tahun 2013. And yeah, I must admit that this painting is my most favourite one.

Judul   : Under A Thousand Stars, We Met
Tahun  : 2013
Media  : Oil on Canvas










Minggu, 10 Februari 2013

That Woman...



Wanita itu berjalan membelakangiku.
Kian lama punggungnya kian mengecil…
Detik itu juga, aku termangu.
Menyaksikan sesosok wanita bagai merpati.

Melihatnya, sebuah perasaan menyergap dalam sekejap.
Memandangnya, memunculkan keinginan untuk menangis.
Menatapnya, aku sadar, bahwa tak akan ada setetes air mata pun yang keluar.

Ia kesepian, aku tahu.
Ia merasa kehilangan, aku mengerti.
Ia merasa putus asa, aku paham.

Sosok itu, adalah sosok yang begitu kuat dan rapuh disaat yang sama.
Sesuatu yang indah dan begitu tak tersentuh.
Sebuah kekosongan yang ditutupi namun terasa kasatmata.


Entah ini hanya ilusi atau imaji, tapi kulihat setengah sayapnya patah…

Sayap itu menempel pada punggung lain, dan bersamanya, pemilik punggung itu terbang…

Lalu, aku pun mengangkat kepala.

Wanita itu memandang langit, menyunggingkan senyum.

Senyum tertulus yang pernah kulihat.
.
.
.
….Ahh, dia sudah mengerti maknanya.



-catatan pada saat pulang sekolah di bawah atap gerbang Sekolah Dasar

Will


Rinai hujan mengguyur Jakarta.

Dibalik jendela kaca, aku menatap.

Awan putih mengapas.

Senandung langit biru tipis.

Tenang dan sendu.

Sonata angin dan hujan menyatu

Harmoni tak beraturan.

Gumpalan putih berjalan tenang.
.
.
.
.
.
Mendadak, aku ingin melukis.