Wanita
itu berjalan membelakangiku.
Kian
lama punggungnya kian mengecil…
Detik
itu juga, aku termangu.
Menyaksikan
sesosok wanita bagai merpati.
Melihatnya,
sebuah perasaan menyergap dalam sekejap.
Memandangnya,
memunculkan keinginan untuk menangis.
Menatapnya,
aku sadar, bahwa tak akan ada setetes air mata pun yang keluar.
Ia
kesepian, aku tahu.
Ia
merasa kehilangan, aku mengerti.
Ia
merasa putus asa, aku paham.
Sosok
itu, adalah sosok yang begitu kuat dan rapuh disaat yang sama.
Sesuatu
yang indah dan begitu tak tersentuh.
Sebuah
kekosongan yang ditutupi namun terasa kasatmata.
Entah
ini hanya ilusi atau imaji, tapi kulihat setengah sayapnya patah…
Sayap
itu menempel pada punggung lain, dan bersamanya, pemilik punggung itu terbang…
Lalu,
aku pun mengangkat kepala.
Wanita
itu memandang langit, menyunggingkan senyum.
Senyum
tertulus yang pernah kulihat.
.
.
.
….Ahh,
dia sudah mengerti maknanya.
-catatan pada saat pulang sekolah di bawah atap gerbang Sekolah Dasar
-catatan pada saat pulang sekolah di bawah atap gerbang Sekolah Dasar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar