Gue masih sibuk
ngegambar. Sama sekali ngga sadar terhadap apa yang sedang terjadi. Sampai akhirnya
gue ngedenger suaranya.
“Ehh, gue pergi
ya.”
Gue angkat
kepala gue. And there she is. Berdiri di samping meja mengenakan seragam dan
kacamata. Still looking as the same
way-too-much-relaxed-Yemima as usual.
Waktu ngeliat
dia, gue ngapit tangannya. Dan dia ngomong, “Gue pindah sekarang…”
Iya. Gue tahu. Tapi
tetep aja.
“So, you’re leaving?” pertanyaan yang pointless. Gue dari tadi juga udah tahu
kalo dia mau pindah. Dan hari ini adalah hari terakhir dia sekolah.
“Ehh, semuanya,
gue pergi ya… dadaaahh… daaahh… daahhh. Semuanya…”
Gue ngga bales
lambaian tangannya. Gue cuma diam, sambil ngeliatin dia. Bukan. Gue bukannya
ngga bales lambaian tangannya karena gue ga peduli. Gue juga ngga bales karena
gue benci. Tapi karena di dalam hati gue, gue ngga ngerasa mau melambaikan
tangan dan memang ngga seharusnya melakukan hal itu. Karena jauh di bawah alam
bawah sadar gue, gue tahu, kalau ini bukanlah perpisahan….
.
.
.
Ini semua baru
permulaan…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar